2 Anak Pengejar Mimpi
Hidup
di dunia sangatlah sulit, bagi ketiga anak peraih mimpi yaitu Rolan dan Ziko. Mereka
sejak kecil hidup di pinggiran kota yang terasingkan. Semua di mulai dari si kakek
tua Gogo seorang pahlawan yang mempunyai anak angkat bernama Rolan. Gogo
mengangkat Rolan sebagai anak angkatnya, Gogo mendapat anak angkatnya tersebut
dari Musuh peperangan terbesarnya Jhon’s. Setelah Jhon’s kalah dalam berperang
melawan Gogo, Jhon’s mempunyai satu permintaan terakhir sebelum meninggal untuk
merawat anaknya yang saat itu masih berusia 2 tahun, Rolan. Karena kebaikan
Gogo, dia menerimanya.
Karena
terlalu sibuknya si kakek tua tersebut, pada umur 6 tahun Gogo di titipkan pada
sahabatnya Suna yang merupakan mantan seorang kriminal yang tinggal di
pinggiran kota terasingkan bernama Gomacity, Disanalah awal Rolan di besarkan.
Namun pada awalnya Suna tidak sepenuh hati dalam menjaga dan mendidik Rolan
yang telah dititipkan oleh Gogo.
Selama
di Gomacity, Rolan mendapat perlakuan yang kurang baik, setiap harinya ia
selalu harus melakukan pekerjaan pekerjaan orang dewasa. Namun karena Rolan
merupakan anaknya Jhon’s pemimpin dari pasukan besar yang melawan Gogo, Rolan
tetap tegar dan satai saja dengan apa yang ia jalani. Bahkan lama kelamaan
Rolan berani membangkang semua perintah yang di berikan Suna kepadanya.
Setelah
2 tahun berlalu semenjak ia di titipkan kepada Suna, Rolan menjadi anak yang
sangat mandiri, dia bisa melakukan semua hal yang orang dewasa lakukan, seperti
mencari kayu, bekerja berat, bahkan berburu hewan di hutan untuk persediaan
makanan di rumah Suna. Sampai suatu ketika ia sedang berburu seekor Rusa di
hutan ia bertuma dengan seorang anak yang juga ingin berburu Rusa tersebut,
mereka akhirnya berkelahi demi mendapatkan Rusa buruan tersebut.
“Hei, siapa kau, berani beraninya
kau mengambil buruan ku!?” Tanya Rolan dengan tegas kepada anak tersebut.
“Aku Ziko !, aku yang lebih dahulu
membunuh rusa ini dengan panahku !” anak itu memberitahukan namanya dengan
jelas sambil mengakui buruannya.
“Berani beraninya kau !” Rolan marah
lalu memukul Ziko, dan akhirnya mereka pun berkelahi sampai tiada satu pun yang
menang, mereka imbang.
Setelah
hasil perkelahian 2 bocah itu imbang, mereka hanya bisa terdiam. Lalu Rolan
menanyakan siapa dan darimana dia berasal. Ziko pun dengan senang hati
menceritakan semua tentang dirinya.
Ziko
merupakan anak dari keturunan bangsawan, berbeda 180 derajat dengan Rolan,
namun Ziko meninggalkan statusnya. Pada saat itu Ziko berumur 9tahun, setahun
lebih dewasa dari Rolan. Ziko menceritakan bahwasalnya dia meninggalkan
statusnya itu karena dia benci dengan keluarganya yang hanya mementingkan
status kebangsawanannya tanpa memikirkan perasaan Ziko yang saat itu masih
seorang anak anak.
Ziko
setiap harinya dipaksa untuk belajar, memang belajar itu sangat penting. Namun,
keluarganya memaksa Ziko terlalu keras sehingga Ziko terbebani dengan semua
itu. Ziko tidak punya waktu untuk bermain, bahkan dia tidak merasakan
kasihsayan kedua orang tuanya. Setiap kali ia mendapatkan hasil buruk
disekolahnya ia selalu di pukuli oleh ayahnya. Itu sebabnya Ziko memilih kabur
dari rumah, meninggalkan kota Bigcity lalu memilih untuk menetap ke pinggiran
kota Gomacity yang terasingkan demi meraih kebebasan.
Mendengar
semua yang di ceritakan Ziko, Rolan merasakan banyak kesamaan antara dirinya
dan Ziko, lalu Rolan pun menceritakan kisahnya yang merupakan anak angkat dari
kakek tua Gogo yang dititipkan oleh ayahnya Jhon’s seorang pimpinan pasukan
yang hendak merebut negara kecil bernama GNine melawan Gogo sang pahlawan. Ia memutuskan
untuk menjadikannya seorang teman.
“Ziko, kita berdua memiliki banyak
kesamaan, maukah kau jadi teman ku?, bersama kita bisa meraih mimpi !” Ucap
Roland dengan begitu semangat kepada Ziko.
“Baiklah Roland aku akan menjadi
temanmu!” jawab Ziko dengan senangnya.
Mulai
saat itu, merekapun saling berteman. Setiap harinya mereka sangat hobi berburu
hewan bersama di hutan. Mereka merupakan Tim yang hebat saat berburu. Sampai suatu
malam setelah berburu lalu menikmati hasil buruanya, Ziko menceritakan cita
cita nya kelak kepada Roland.
“Rolan, jika aku sudah dewasa aku
sangat ingin menjadi pemburu hadiah, aku ingin menangkap semua orang jahat yang
ada di dunia ini lalu menyerahkannya ke pihak keadilan” Ujar Ziko denan serius
kepada Roland.
“apa kamu bilang! Itu mimpiku juga! Berarti
kita sama! Oke kalau begitu, mulai saat ini kita harus lebih kuat lagi! Agar
kita bisa menjadi pemburu hadiah terkenal setelah kita dewasa nanti!” dengan
menggebu gebu Rolan juga menginginkan mimpi yang sama.
Setelah
7 tahun berlalu dan mereka beranjak dewasa, mereka memutuskan untuk
mengelilingi dunia demi menjadi pemburu hadiah. Betapa terkejutnya Gogo si
kakek tua, saat dia telah pensiun menjadi pimpinan perang dan ia sekarang
menjadi bagian pimpinan di kantor keadilan. Datanglah 2 anak remaja sambil
menurunkan 10 orang penjahat besar dengan rantai yang terhubung di tangan
mereka lalu menyambangi kantor keadilan tempat Gogo bekerja.
“Hay ayahku yang sudah tua, kami
membawakan kantor keadilan hadiah besar, sekarang berikan uang hadiahnya kepada
kami” Sapa ziko sambil membawa 10 oran penjahat besar kehadapan Gogo.
“Salam jumpa kakek tua, maaf kalau
aku membawa anakmu berpetualang sangat jauh dan juga membawanya dalam bahaya”
ucap Ziko pada Gogo.
Gogo
pun hanya terdiam akan keberhasilan anak angkatnya menjadi pemburu hadiah itu. Dia
langsung memeluk kedua bocah itu.
“HA..HA..HA ternyata setelah
menghilangnya kalian dari Gomacity, kalian telah menjadi orang yang hebat ya! Aku
bangga dengan kalian !” Ucap Gogo dengan penuh bangganya terhadap Rolan dan
Ziko.
Kedua
anak tersebut akhirnya dapat meraih mimpinya di usia yang masih sangatlah muda.
Setelah menyerahkan 10 penjahat besar ke kantor keadilan, mereka berdua
langsung pergi dari kantor tersebut dan melanjutkan petulangan mereka sebagai
pemburu hadiah yang hebat.
Tidak ada komentar: